Kamis, 17 September 2009

Hedgehog Atasi Kanker Stadium Lanjut

PENELITIAN menemukan, pengidap kanker kulit dan kanker otak yang sudah tidak bisa ditangani lagi dengan metode pengobatan yang tersedia, mengalami perbaikan setelah ditangani dengan obat baru yang dikenal dengan nama hedgehog inhibitor. Menurut peneliti, hedgehog merupakan molekul yang memberikan sinyal dan memicu proses pertumbuhan pada masa pembentukan embrio dan masa anak-anak. Selanjutnya tubuh akan menonaktifkan secara alami hedgehog setelah dewasa. Jika tidak dinonaktifkan, makahedgehog akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.

Beberapa jenis kanker, lanjut peneliti lagi, sangat bergantung pada
hedgehog. Salah satunya adalah sel basal karsinoma, jenis kanker kulit yang paling umum dijumpai. Meskipun jenis kanker ini bisa ditangani dengan operasi di stadium awal, tetapi kanker yang sudah mengalami metastasi belum mempunyai pengobatan standar dan biasanya berakibat fatal dalam waktu singkat.

Bisakah
hedgehog inhibitor (dengan nama GDC-0449 yang dikembangkan oleh Genentech) melawan kanker? Dalam studi yang dpublikasikan di The New England Journal of Medicine, Daniel D. Von Hoff, MD, dari Scottsdale Healthcare dan teman-temannya memberikan obat ini kepada 33 pasien pengidap kanker kulit yang sudah tidak mungkin lagi menjalani operasi.

"Respon rata-rata sebesar 55%, dengan respon yang begitu kuat sebesar 50% pada 18 pasien dengan penyakit yang sudah mengalami metastasi," tutur salah satu peneliti dari University of Michigan Andrzej A. Dlugosz, MD, seperti dikutip situs
webmd. Menurut Dlugosz, hanya 4 pasien yang terus mengalami perkembangan kanker selama 10 bulan masa studi. Selain itu, efek samping yang dihasilkan juga sangat sedikit.

Studi lain yang dipublikasikan di jurnal yang sama juga menemukan hal yang senada. Dalam studi ini, peneliti dari
John Hopkins, Charles M. Rudin, MD, PhD, dan teman-temannya melakukan pengujian GDC-0449 pada pengidap kanker otak, medulloblastoma.

Medulloblastoma, terang Rudin, merupakan jenis kanker pada bagian cerebellum. Kanker ini biasanya menyerang anak yang berusia 5 tahun, tetapi bisa juga menyerang dewasa muda. Dalam studi mereka, Rudin mengikuti perkembangan pasien laki-laki berusia 26 tahun yang telah berjuang melawan penyakit ini selama 4 tahun. Menurut Rudin, sebagian besar pasien biasanya meninggal akibat kanker ini dalam waktu kurang dari 6 bulan.

Pasien ini telah bertahan setelah menjalani operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Akan tetapi, hasil scan saat akan diobati dengn GDC-0449 menunjukkan bahwa sel-sel kankernya sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Setelah 2 bulan pengobatan hasil
scan menunjukkan adanya pengurangan jumlah tumor yang sangat signifikan. Selain itu, pasien juga melaporkan mengalami pengurangan rasa sakit. Dia bahkan mengalami penambahan berat badan. Sayangnya, terang Rudin, kanker menjadi resisten dengan GDC-0449 dalam waktu 3 bulan. Kanker kembali menyebar ke seluruh tubuh dan pasien tersebut meninggal dua bulan kemudian.

Hasil kedua studi ini, menurut Dlugosz, menunjukkan pengobatan kanker yang menjanjikan. GDC-0449, terang dia, kemungkinan akan dikombinasikan dengan operasi dan penanganan lainnya. (OL-08)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar